Jumat, 09 September 2016

11. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN KOLABORASI PADA SISWA – SISWI KELAS .....SDN ... JAKARTA PUSAT TAHUN PELAJARAN ................

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang sedang berlangsung dewasa ini, Indonesiamenghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain persaingan ketat dalam perdangan internasional sebagai konsekuensi pasar bebas di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai masalah kehidupan, termasuk matinya produk-produk perdangan lokal, bahkan pabrik-pabrik teksil dalam negeri, karena tidak mampu bersaing dengan produk luar. Contohnya: kalau jalan-jalan ke swalayan, dapat kita saksikan berapa prosen produk dalam negeri yang dipasarkan, bahkan mencari jeruk Garut atau apel Malang saja sudah susah.

Menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut, pendidikan harus berorientasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan itu, agar output pendidikan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Dalam kondisi ini, manajemen birokratik sentralistik yang telah menghasilkan pola penyelenggaraan pendidikan yang seragam dalam berbagai kondisi lokal yang berbeda untuk berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, tidak bisa dipertahankan lagi. Dikatakan demikian, karena muatan dan proses pembelajaran di sekolah selama ini menjadi miskin variasi, berbasis pada standar nasional yang kaku, dan diimplementasikan di sekolah atas dasar petunjuk-petunjuk yang cenderung serba detail. Di samping itu, peserta didik dievaluasi atas dasar akumulasi pengetahun yang telah diperolehnya, sehingga orang tua tidak mempunyai variasi pilihan atas jasa pelayanan pendidikan bagi anak-anaknya, sumber-sumber pembelajaran di “dunia” nyata dan unggulan daerah tidak dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan di sekolah, dan lulusan hanya mampu menghafal tanpa memahami.
Tantangan masa depan yang beberapa indikatornya telah nampak akhir-akhir ini, menuntut manusia yang mandiri, sehingga peserta didik harus dibekali dengan kecakapan hidup (life skill) melalui muatan, proses pembelajaran dan aktivitas lain di sekolah. Kecakapan hidup di sini tidak semata-mata terkait dengan motif ekonomi secara sempit, seperti keterampilan untuk bekerja, tetapi menyangkut aspek sosial-budaya seperti cakap, berdemokrasi, ulet, dan memilii budaya belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pendidikan yang berorientasi kecapakan hidup pada hakekatnya adalah pendidikan untuk membentuk watak dan etos.
      Perkembangan global saat ini juga menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengubah konsep berpikirnya. Konsep lama mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini, lebih-lebih untuk yang akan datang. Untuk itulah, perubahan selalu dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman.
Belajar adalah proses penambahan pengetahun. Konsep ini muncul pada pengertian paling awal. Namum pandangan ini, ternyata masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Dengan pijakan konsep ini, belajar seolah-olah hanya penjejalan ilmu pengetahun kepada siswa.
Pandangan ini tidak terlu salah karena pada kenyataannya bahwa belajar itu menambah pengetahun kepada anak didik. Namum demikian, konsep ini masih sangat parsial, telalu sempit, dan menjadikan siswa sebagai individu-individu yang pasif dan repesif. Siswa layaknya sebuah benda kosong yang perlu diisi sampai penuh tanpa melihat potensi yang sebenarnya sudah ada pada siswa.
Pendidikan formal saat ini ditandai dengan adanya perubahan yang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ini ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternatif pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba menghindarinya. Jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika perubahan direspon negatif akan menjadi arus kuat yang menghempaskan dan mengalahkan kita.
      Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inonvasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitarnya.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis mengambil judul Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menerapan Model Pengajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 20.../20.....
B.     Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan diterapkannya model pengajaran kolaborasi pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010?
  2. Bagaimanakah pengaruh model pengajaran kolaborasi terhadap motivasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 20.../20...?
C.    Pemecahan Masalah
Metode pemecahana masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kolaborasi. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
D.    Batasan Masalah

  1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010.
  2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun pelajaran 20.../20....
  3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami.

Unknown

Author & Editor

Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tapi guru bermutu bisa melahirkan ribuan orang hebat.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.