Minggu, 11 September 2016

PEMBINAAN KURIKULUM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDN ______ OLEH SUPERVISOR PENDIDIKAN MELALUI APLIKATIF PEMBELAJARAN DIVERGENSI TAKTIS TAHUN PELAJARAN …………………..

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah PTS
Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar mempunyai fungsi sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendidikan dasar adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar yang tercantum dalam suplemen kurikulum pendidikan dasar tahun  2001 adalah sebagai berikut :
Tujuan umum pengajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah untuk :
1.    Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadiri perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
2.    Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar tersebut memberi tekanan pada penataan nalar, dan pembentukan sikap siswa, serta memberi tekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika (Suplemen Kurikulum SD Kelas V,  2001 :96).
Tujuan khusus pengajaran matematika di Sekolah Dasar adalah untuk :
1.     Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2.     Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika.
3.     Menambahkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
4.     Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Tujuan Pembelajaran Matematika di kelas V Sekolah Dasar adalah :
1.    Siswa memiliki keterampilan dasar  hitung (menjumlah, mengurang, mengali dan membagi) menggunakan bilangan cacah paling besar 1 juta dan menggunakan pecahan biasa dan desimal serta dapat menggunakannya dalam berhitung sehari-hari, misalnya dalam penghitungan uang.
2.    Siswa mulai mengenal dan memahami pengertian kuadrat dan akar pangkat dua suatu bilangan serta mulai mengenal bilangan-bilangan negatif secara praktis.
3.    Siswa memiliki keterampilan menentukan dan menggunakan KPK dan FPB beberapa bilangan.
4.    Siswa memiliki keterampilan menyelesaikan soal cerita melalui pemilihan ”yang diketahui”, ”yang ditanyakan” dan ”pengerjaan yang diperlukan”.
5.    Siswa memiliki keterampilan menghitung keliling dan luas bangun datar serta volume bangun ruang dengan rumus.
6.    Siswa memiliki kemampuan memandang ruang pada suatu gambar.
7.    Siswa memiliki pengertian tentang simetri lipat, simetri putar, simetri putar dan awal pengertian kuadrat.
8.    Siswa memiliki keterampilan mengelola data secara sederhana.
Ruang lingkup materi / bahan-bahan kajian matematika di Sekolah Dasar (SD) mencakup aritmetika (berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran, dan kajian data (pengantar statistika).
Penekanannya diberikan pada ”penguasaan bilangan” (number sense) termasuk berhitung. (Suplemen Kurikulum SD Kelas V,  2001: 97).
 Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru yang mengjar matematika hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah pada jawaban yang lebih dari satu  , dan penyelidikan, selain yang jawabannya hanya ada satu  .
Dalam pembelajaran matematika hendaknya ada kesesuaian antara kekhasan konsep / pokok bahasan / sub pokok bahasan dengan taraf perkembangan berfikir siswa. Dengan demikian diharapkan akan tercapai keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah (Suplemen Kurikulum SD,  2001: 97).
Pelajaran matematika berbeda dengan mata pelajaran lain. Pelajaran lain lebih banyak bersifat kognitif, sedangkan pelajaran matematika lebih banyak bersifat teoritik yang memerlukan pembuktian-pembuktian.
Dengan pengembangan model mengajar divergensi taktis , guru akan mengajarkan metode ilmiah secara langsung terhadap muridnya. Siswa terlibat aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan replektif. Dengan pengembangan model pembelajaran latihan divergensi taktis , siswa akan aktif belajar, tidak menjenuhkan, sehingga siswa menjadi pusat belajar (Student Centered).

Melalui penelitian ini penulis selaku pengawas sekolah tingkat TK / SD di Kecamatan ___________   Kabupaten _____________   mencoba memfokuskan masalah penelitian pada salah satu pembinaan konseptual berupa  pengarahan model pembelajaran yang diterapkan dalam  pengajaran matematika di Sekolah Dasar, dengan memanfaatkan karakteristik model pembelajaran divergensi taktis  yang dipadukan dengan keingintahuan yang tinggi, yang disesuaikan dengan pokok bahasan yang sekiranya cocok dengan model pembelajaran ini.  Hal ini diharapkan guru yang mengajar matematika dapat menerapkan di depan kelas sehingga akan menimbuhkan antusiasme baik gru maupun siswa dalam proses belajar  mengajar di kelas.


Unknown

Author & Editor

Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tapi guru bermutu bisa melahirkan ribuan orang hebat.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.